Minggu, 04 Februari 2018

Khotbah ke Tiga: Āditta Sutta

Khotbah ke Tiga: Āditta Sutta
Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Gayā, di tempat tinggal pemimpin Gayā bersama dengan seribu bhikkhu. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:
“Para bhikkhu, segalanya terbakar. Dan apakah, para bhikkhu, segalanya yang terbakar itu? Mata terbakar, bentuk-bentuk terbakar, kesadaran-mata terbakar, kontak-mata terbakar, dan perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi–apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan–itu juga terbakar. Terbakar oleh apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan; terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.
“Telinga terbakar … Pikiran terbakar … dan perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi–apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan–itu juga terbakar. Terbakar oleh apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan; terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.
“Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terlatih mengalami kejijikan terhadap mata, terhadap bentuk-bentuk, terhadap kesadaran-mata, terhadap kontak-mata, terhadap perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi–apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan; mengalami kejijikan terhadap telinga … terhadap pikiran … terhadap perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi … Mengalami kejijikan, ia menjadi bosan. Melalui kebosanan maka terbebaskan. Ketika terbebaskan, muncullah pengetahuan: ‘terbebaskan’. Ia memahami: ‘Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi kondisi bagi makhluk ini.’”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Senang, para bhikkhu itu gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā. Ketika khotbah ini disampaikan, batin seribu bhikkhu itu terbebaskan dari noda-noda melalui ketidakmelekatan. [SN 35.28 (6) Terbakar].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.