Khotbah ke Tiga: Āditta Sutta
Pada
suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Gayā, di tempat tinggal pemimpin
Gayā bersama dengan seribu bhikkhu. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para
bhikkhu sebagai berikut:
“Para
bhikkhu, segalanya terbakar. Dan apakah, para bhikkhu, segalanya yang terbakar
itu? Mata terbakar, bentuk-bentuk terbakar, kesadaran-mata terbakar,
kontak-mata terbakar, dan perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata
sebagai kondisi–apakah menyenangkan atau menyakitkan atau
bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan–itu juga terbakar. Terbakar oleh
apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan;
terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan,
kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.
“Telinga
terbakar … Pikiran terbakar … dan perasaan apa pun yang muncul dengan
kontak-pikiran sebagai kondisi–apakah menyenangkan atau menyakitkan atau
bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan–itu juga terbakar. Terbakar oleh
apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan;
terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan,
kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.
“Melihat
demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terlatih mengalami kejijikan terhadap
mata, terhadap bentuk-bentuk, terhadap kesadaran-mata, terhadap kontak-mata,
terhadap perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi–apakah
menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan;
mengalami kejijikan terhadap telinga … terhadap pikiran … terhadap perasaan apa
pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi … Mengalami kejijikan, ia
menjadi bosan. Melalui kebosanan maka terbebaskan. Ketika terbebaskan,
muncullah pengetahuan: ‘terbebaskan’. Ia memahami: ‘Kelahiran telah
dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah
dilakukan, tidak ada lagi kondisi bagi makhluk ini.’”
Ini
adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Senang, para bhikkhu itu gembira
mendengar kata-kata Sang Bhagavā. Ketika khotbah ini disampaikan, batin seribu
bhikkhu itu terbebaskan dari noda-noda melalui ketidakmelekatan. [SN 35.28 (6)
Terbakar].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.